Pengobatan
kanker
Ada beberapa
pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium
klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
·
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi
pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
·
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi
pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
·
Radical Mastectomy, yaitu operasi
pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh
payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya
lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm
dan letaknya di pinggir payudara.
Radiasi
Penyinaran/radiasi
adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan
ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang,
warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari
radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah
proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis.
Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton,
1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk
menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam
bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.
CT dapat menginduksi sel kanker payudara
untuk memproduksi cAMP dan
menghambat perkembangan sel kanker. Molekul cAMP tersebut
terbentuk dari ekspresi pencerapCT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein.
Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawamitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF;
dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3;
serta oligonukleotida danproto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui
mekanisme adrenomedulin.
Respon berupa
produksi cAMP yang
kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT.
Senyawa efektor adenylate
cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya
fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231, dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk
invasi dan metastasis. Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang
signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231
juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2, serta
meningkatkan aktivitas kaspase-3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar