Rabu, 11 Februari 2015

bronie dan bolu kukus berbahaya

Sebenarnya brownies adalah kue yang berasal dari kesalahan karena bentuknya yang bantat namun karena memang seperti itu dibuatnya dan rasanya yang enak maka tak heran banyak penggemarnya. Resep brownies berkembang cukup pesat, mulai dari yang dulunya dipanggang hingga dikukus. Mulai dijadikan cemilan dengan teh hingga untuk makanan siap saji pada waktu acara seperti arisan.

Namun, lagi-lagi ternyata kue ini juga termasuk makanan yang dapat diakali oleh oknum curang yang menambahkan bahan-bahan berbahaya. Ya, di pasaran beredar kue brownies yang mengandung zat berbahaya yang dapat meracuni perut dan otak.

Didalam tayangna tersebut, awalnya kecurigaan muncul tatkala terlihat pada warna kue yang mencolok dan setelah beberapa hari lamanya kue tersebut tak kunjung basi.Hal tersebut menggiring ke pembuat kue, sebutlah Ijah (Nama Disamarkan).Ternyata benar dugaan bahwa kue yang dibuat Ijah ditambahkan borak/ bleng/ sering disebut pijer.

Borak sejatinya digunakan dalam non pangan seperti anti kecoa, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Bayangkan saja anti kecoa ditambahkan kemakanan????
Kue buatannya  juga diberi pewarna non pangan dan pemanis buatan. Dalam prosesnya Ijah menggunakan telur yang sudah rusak dengan cangkang yang telah pecah yang terkadang sudah mengeluarkan aroma busuk. BAHKAN tak jarang ditemui belatung pada telur yang dibelinya dengan harga 10rb/ kantong besar. Jauh lebih murah memang dibandingkan dengan telur yang masih bagus dengan harga 16 rb/ kg yang hanya berisi 10-12 butir telur.
Selain belatung yang jelas berbahaya, cangkang telur yang telah pecah menyebabkan adanya kontaminasi dengan bakteri lainnya. 
Mengenai aroma busuk dari telur yang sudah hampir busuk tersebut Ijah menggunakan essense pada adonan bownies agar bau telur busuk tersebut hilang, sedangkan pada bolu kukus air yang digunakan yaitu air berkarbonasi, demikian yang dituturkan Ijah.

Satu lagi yang mengagetkan saya yaitu dalam proses pembuatan brownies ternyata Ijah sama sekali tidak menggunakan coklat batang. Namun, dia menuju ke toko kosmetik. Bayangkan apa yang dia beli? Dia membeli pewarna rambut coklat untuk kuenya meski namanya brownies coklat.

Sekilas pembuatan kue tersebut sama dengan yang lainnya. Bedanya Ijah menggunakan tambahan zat berbahaya.Untuk pemanis Ijah menggunakan natrium ciklamat, natrium cikalamat tidak mudah dicerna oleh tubuh, bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan mengendap di tubuh dan dianggap benda asing dan akhirnya dapat memicu sel kanker.

Setelah seluruh proses selesai, Ijah mengedarkan kue  brownies dan bolu kukusnya ke pasar dan mejual ke warung-warung. Tak berapa lama kuenya sudah diserbu dari anak-anak hingga dewasa. Ironisnya, terkadang kue buatannya juga dikonsumsi anak-anaknya sendiri. 

Apakah kecurangan oknum dalam pembuatan brownies membuat Anda mencoret kue lezat ini dari daftar makanan yang Anda konsumsi ???

Tidak perlu menghindarinya dan tidak perlu khawatir karena amsih ada pembuat kue yang jujur seperti Elis misalnya. Dia mengutamakan kualitas, bahkan di tokonya biasanya dia akan membuat brownies setelah ada pemesanan, sehingga pembeli dapat membawa brownies dalam keadaan hangat.

Untuk membuktikan penggunaan zat berbahaya tersebut, Tim mengadakan studi kasus kecil di Laboratorium Tek. Pangan Fakultas Teknik Univ. Pasundan.Dengan kue Ijah sebagai sampel utama dan sampel acak di Pulau Jawa. Hasilnya sampel utama (Ijah) positif mengandung borak dan 4 sampel acak negatif. Untuk pengujian pemakaian pewarna non pangan sampel utama (Ijah) dan 2 dari 4 sampel acak positif mengandung pewarna non pangan.

Selain itu kue Ijah mengandung mikroorganisme yang melebihi batas Standar Nasional yaitu  1x10koloni/ gram diduga berasal dari telur berbelatung yang digunakan Ijah. Salmonella adalah yang paling terdapat pada proses pembuatan makanan yang tidak hygienis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar