Minggu, 26 April 2015

Sektor Pertanian di Indonesia

SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

Struktur perekonomian Indonesia tentang bagaimana arah kebijakan perekonomian Indonesia merupakan isu menarik. Gagasan mengenai langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di era globalisasi (Firmanzah, 2010).

Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.

Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor pentingdalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Sektor pertanian terdiri atas:

1. Tanaman pangan
Tanaman Palawija  biasanya palawija berupa tanaman kacang-kacangan, serealia selain padi (seperti jagung), dan umbi-umbian semusim (ketela pohon dan ubi jalar).
Padi
Keanekaragaman budidaya:
  • Padi gogo
  • Padi rawa
Beberapa masalah dalam produksi palawija :
  • Rendahnya produktivitas lahan.
  • Rendahnya tingkat penggunaan lahan.
  • Benih atau bibit masih bersifat lokal.
  • Pengelolaan yang masih tradisional.
  • Tingginya tingkat susutan pasca panen.
2. Perkebunan
  • Perkebunan rakyat.
  • Perkebunan besar.
Pengusahaan tanaman perkebunan tersebut berlangsung dualistis, yaitu :
  • Diselenggarakan rakyat secara perorangan.
  • Diselenggarakan oleh perusahaan perkebunan (pemerintah atau swasta).
3. Kehutanan
SUB SEKTOR KEHUTANAN
  • Penebangan kayu
  • Pengambilan hasil hutan lain
  • Perburuan
Hutan berdasarkan tata guna :
  • Hutan lindung.
  • Suaka alam dan hutan wisata.
  • Hutan produksi terbatas.
  • Hutan produksi tetap.
  • Hutan produksi yang dapat dikonversi.
  • Peternakan
BPS dalam melakukan perhitungan produksi pada sektor ini didasarkan pada :
  • Data pemotongan.
  • Selisih stok atau perubahan
  • Populasi.
  • Ekspor netto.
  • Perikanan
Faktor penyebab lambannya pertumbuhan sub sektor ini :
  1. Sarana yang kurang memadai
  2. Larangan mengoperasikan pukat harimau (trawl).
  3. Adanya pencurian ikan secara besar-besaran oleh kapal asing tanpa berhasil ditangkap oleh satuan    patroli pantai perairan Indonesia.
  4. Berkaitan dengan perikanan darat khususnya udang, yaitu rendahnya produktivitas lahan udang

REFERENSI:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar