Selasa, 30 Desember 2014

Icon Baru Bukittinggi

NGARAI MAARAM
Hai para perantauerss, hai para wisatawers :D 
Kapankah terakhir kali anda datang berkunjung ke Kota Bukittinggi? Kemana sajakah anda berjalan selama mengunjungi Kota Bukittinggi? Berapa lamakah waktu yang anda habiskan selama di Kota Bukittingi? Adakah keinginan anda untuk kembal lagi ke Kota Bukittinggi? Masih adakah tempat yang belum dan ingin anda kunjungi bila datang ke Kota Bukittingi?
Bila jawabannya anda datang 5, 10 atau 15 tahun tahun yang lalu, maka sepertinya anda harus datang ke Kota Bukittinggi segera. Bukan hanya karena kesejukan dan sensasi makanan yang bisa dinikmati di Bukittinggi, tapi anda perlu datang membawa arsip foto saat terakhir kali anda datang dan berfoto di bawah Jam Gadang, sebagai icon utama Kota Bukittinggi. Sekarang anda dapat bermain di sepanjang Taman Jam Gadang yang sudah semakin luas dan nyaman.
Bila anda datang terakhir kali 3 tahun yang lalu, maka inilah saatnya anda untuk menikmati serunya petualangan menikmati hiking yang mempesona yang dimulai dari Taman Panorama menuju Nagari Koto Gadang di Kabupaten Agam. Dimulai dengan sensasi perjalanan penuh nuansa sejarah kekejaman tentara pendudukan Jepang, anda harus menuruni sejumlah anak tangga menelusuri Lubang Jepang (Nippon Tunnel) menuju pintu keluar di pinggang jalan menuju Ngarai Sianok. Selanjutnya, anda akan merasakan ayunan jembatan (titian) penyeberangan melintasi sungai menuju bagian terbawah anak tangga dari Janjang Koto Gadang menuju Nagari Koto Gadang. Jenjang yang sekarang diperkenalkan sebagai “The Great Wall of Koto Gadang” tersebut dulunya adalah jalan setapak yang ditempuh oleh anak-anak Koto Gadang dulu ketika hendak sekolah di Kota Bukittinggi.
Bila anda datang terakhir kali 1 tahun yang lalu, maka saatnya anda menikmati perjalanan lain menuruni ratusan anak tangga yang dimulai dari sebuah gang di Kampung Pulasan menuju Taman bermain di pinggir Batang Sianok. Jika anda tidak kuat jangan coba-coba turun, karena untuk menikmati sensasi keindahan lereng tebing Ngarai Sianok berlatar keindahan perbukitan hijau dengan latar Gunung Singgalang dijamin anda akan kecapaian dan lutut akan serasa goyah. Perjalanan menuruni anak tangga yang disebut sebagai Janjang Seribu tersebut tentulah sangat mengasikkan. Selesai bermain, saatnya anda menikmati kuliner khas setempat, Itiak Lado Mudo.
Bila anda terakhir kali datang bulan lalu (November 2014) maka saatnya anda datang untuk menikmati sebuah taman sebagai bahagian dari Ruang Terbuka Hijau Kota Bukittinggi. Taman yang baru saja selesai dibangun dan belum diresmikan tersebut terletak di sebelah barat Taman Benteng Fort De Kock, di belakang Komplek RSUD Ahmad Muchtar Bukittinggi. Namanya Taman Ngarai Maaram. Dapat dipastikan, tidak banyak yang mengetahui keberadaan taman ini. Jangankan orang luar Kota Bukittinggi, penduduk Kota Bukittinggi pun mungkin banyak yang belum mengenal nama taman tersebut apa lagi lokasinya. Hanya sebahagian warga kelurahan Kayu Kubu dan Kelurahan Bukit Apit yang mungkin mengetahuinya.
Nama Taman Ngarai Maaram ini (mungkin) diambil dari kondisi kontur tanah dimana taman ini terletak. Kata Ngarai, secara umum berarti jurang membentang yang memisahkan dua dataran akibat pengaruh aktivitas geologis. Kata Ngarai sangat dikenal di Bukittinggi. Untuk lebih memudahkan, kata ngarai sering diterjemahkan menjadi kataCanyon dalam Bahasa Inggris. Kata Maaram, (mungkin diambil dalam bahasa Minang) secara umum dapat diartikan sebagai runtuh atau longsor secara bersamaan dalam rentang waktu yang pendek. Kemungkinan dari penamaan Taman Ngarai Maarambarangkali berasal dari runtuhnya satu bagian yang cukup luas dari tebing Ngarai Sianok yang menyebabkan munculnya sebuah cekungan ke arah dataran. Tanah yang longsor atau runtuh itu disebut sebagai tanah Maaram. Karenanya lokasi berada di Ngarai Sianok maka Taman tersebut sebenarnya adalah Taman Ngarai Sianok Maaram. Untuk kepentingan penamaan, dan juga karena kata Ngarai sudah dikenal luas maka taman tersebut (mungkin) disebut Taman Ngarai Maaram.
Taman Ngarai Maaram, seperti halnya beberapa taman-taman lainnya di Bukittinggi, merupakan bagian dari keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bukittingi. Selain menyajikan pemandangan hijau alami taman ini juga menyajikan berbagai fasilitas bermain layaknya sebuah taman bermain. Taman yang luasnya hanya sekitar 1 Ha ini dilengkapi dengan fasilitas jalan setapak mengitari taman, yang terbuat dari paving blok mengikuti kontur tanah yang ada. Pohon-pohon yang sudah ada tetap dipertahankan, dengan sedikit tambahan sehingga orang dapat duduk dan berteduh di bawahnya. Disamping itu terdapat beberapa permainan anak seperti seluncuran dan ayunan. Disamping sebagai tempat bermain, Taman Ngarai Maaram ini juga dipersiapkan sebagai arena pertunjukan karena terdapat Medan Nan Bapaneh (pentas terbuka) dilengkapi tempat duduk penonton dengan latar pemandangan Ngarai Sianok. Sebagai ruang terbuka hijau dengan konsep alami, taman ini dilengkapi dengan bangku taman yang diambil dari potongan/gelondongan kayu kulit manis 
Foto 4
Pada beberapa sisi jalan setapak yang dibangun, ditanami bunga-bunga yang mempercantik dan menyegarkan taman ini.
Perbedaan taman Ngarai Maaram ini dengan taman lainnya yang berada di pinggir Ngarai Sianok adalah adanya jembatan yang mungkin bisa disebut sebagai “Titian Selfie Ngarai Maaram” . Jembatan yang dalam bahasa minang disebut juga titian ini sebenarnya adalah kelanjutan dari jalan setapak yang mengelilingi Taman Ngarai Maaram. Titian ini sengaja dipersiapkan untuk mendapatkan foto yang indah dari latar lokasi ini atau juga untuk melakukan selfie. Oleh karenanya titian ini dapat disebut titianselfie. Sebelum menaiki jembatan tersebut pengunjung akan melewati koridor dengan atap berupa lilitan daun sirih merah yang bergelayutan pada kerangka besi
Foto 5
Setalah melewati kesejukan rimbunnya sirih merah dengan aroma yang khas maka saatnya menaiki 3 buah anak tangga menujuTitian Selfie tersebut.
Foto 6










Jembatan dengan kerangka besi dengan papan sebagai alasnya terletak dipinggir jurang yang menuju tanah yang sudah rubuh atau longsor sejak dulu kala sehingga menjadi bagian dari relief dinding Ngarai Sianok. Jembatan ini terbuat dari rangka yang cukup kuat untuk menampung banyak orang yang berjalan di atasnya. Pada bagian luar dari jembatan ke arah Ngarai Sianok, dipasang pagar pelapis, yang lebih tinggi dengan diberi kawat berduri guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebagai pengaman. Berjalan di sepanjang Titian Selfie NgaraiMaaram ini sangat mengasikkan. Bila anda menghadap ke Barat maka dihadapan anda akan terhampar lekukan indah tebing-tebing di sepanjang Ngarai Sianok
Foto 7
Sebaliknya bila anda menghadap ke timur maka akan terpampang pemandangan hijau perbukitan tempat lokasi Taman Benteng Fort De Kock.
Lalu, dimanakah letaknya Taman Ngarai Maaram tersebut?
Bila anda berjalan di sepanjang jalan umum yang dilalui kendaraan umum di Kota Bukittinggi, anda tidak akan pernah menemukan lokasi dimana taman ini berada. Selain karena memang terletak di Pingggir Ngarai Sianok, lokasinya berada di balik gedung perkantoran dan lapangan olah raga yang ada di Jalan Dr. A. Rivai. Anda harus masuk beberapa puluh meter sebelum berjumpa dengan gerbang Taman Ngarai Maaram ini. Bila anda tidak mengenali nama jalan yang ada di Kota Bukittinggi, maka anda bisa mengenalinya dari RSUD dr. Ahmad Muchtar dan Taman Benteng Fort De Kock. Rasanya hampir tidak ada yang tidak tau dengan RSUD dr. Ahmad Muchtar, apalagi Benteng Fort De Kock. Bila anda sudah berada di depan RSUD dr. Ahmad Muchtar atau turun melewati jalan di samping Taman Benteng Fort De Kock, maka Taman Ngarai Maaram hanya beberapa seratus atau dua ratus meter saja di depan anda. Memang, seperti yang disampaikan sebelumnya, taman ini tidak terletak di pingir jalan. Ada dua jalan kecil yang dapat dilewati menuju taman ini. Pertama, bila anda bertemu dengan jalan kecil antara lapangan tenis dan Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Ahmad Muchtar, ikuti jalan tersebut. Sekitar 150 m disebelah kiri anda, akan terhampar taman Ngarai Maaram tersebut. Atau, bila anda bertemu jalan yang berada diantara Lapangan tenis dengan bangunan RS THT Sitawa Sidingin, masuklah terus ke dalam hingga 150 m, di depan anda akan ada gerbang masuk ke Taman Ngarai Kalam. Di sebelah kanannya berjejer beberapa bangunan seperti kantor Koni Kota Bukittinngi, Kantor PMI (Unit Syahrial Leman Kota Bukittinggi serta Kantor Lurah Kayu Kubu.
Hari, ini libur sekolah mungkin sudah dimulai sama halnya dengan libur tahun baru. Tidak ada salahnya, anda datang berkunjung ke Kota Bukittinggi yang baru saja di tetapkan sebagai Kota Perjuangan. Julukan baru sebagai cerminan peranan Kota Bukittinggi dalam upaya mempetahankan Kedaulatan NKRI ketika Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia di duduki Belanda dan para pemimpin RI ditangkap dan diasingkan ke Bangka.
Disamping itu, kedatangan anda ke Bukittinggi dan mengunjungi Taman Ngarai Maaram merupakan bantahan dari pernyataan bahwa tidak ada hal baru yang akan dilihat bila datang ke suatu daerah Pariwisata. Beda dengan Kota Bukittinggi, setiap tahun, tampaknya Kota Bukittinggi berusaha menampilkan sesuatu yang baru untuk dilihat.
Di sisi lain, anda juga dapat memahami pentingnya ruang terbuka hijau (RTH) dalam konsep penataan ruang daerah. Sebagai Ruang Terbuka Hijau, Taman Ngarai Maaram merupakan ruang publik yang menyajikan kesejukan dan kesegaran udara dengan pemandangan alam yang hijau alami. Ruang teirbuka hijau ini sangat dibutuhkan dalam rangka mengimbangi tingginya laju pertumbuhan perumahan yang berdampak pada semakin berkurangnya areal persawahan.
Tentu saja, ada pembelajaran lain dari konsep pengembangan pariwisata yang perlu dicermati ke depan oleh berbagai pihak. Taman Ngarai Maaram sebagai ruang terbuka hijau merupakan objek wisata yang tidak mementingkan penambahan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi yang dipungut pada pengunjung. Munculnya objek wisata baru seharusnya menjadi penggerak dari roda perekonomian masyarakat melalui pengembangan ekonomi kreatif. Objek wisata seharusnya menambah jam kunjungan wisatawan berada di suatu kawasan wisata. Semakin lama waktu yang dihabiskan semakin banyak transaksi ekonomi yang terjadi. Dengan kata lain akan meningkatkan pengeluaran perkapita wisatawan di lokasi tersebut. Aktivitas ekonomi tersebut akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, yang akan mempengaruhi backward linkage dan forwardlinkage sektor-sektor perekonomian. Daerah tidak perlu khawatir. Walaupun tidak mendapatkan tambahan PAD dari objek wisata. Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Parkir, dan retribusi parkir sebagai sumber penerimaan PAD akan meningkat. Tinggal daerah mempersiapkan sistem dan akuntabilitas penerimaan dari sumber-sumber tersebut.
Akhirnya, jangan ragu untuk datang ke Kota Bukittinggi. Silahkan kunjungi tempat-tempat yang disebutkan di atas yang belum anda kunjungi. Sambil menuliskan dan membagi pengalaman dan foto selfie anda di tempat-tempat tersebut.


1 komentar:

  1. saya november 2014 berada di bukitinggi. sempat jalan di sejumlah tempat wisata, lubang jepang, tangga 1000, jembatan gantung, ngarai sianok, ke rumah rohana koedoes jurnalis perempuan indonesia pertama, rumahnya agus salim dll. benteng for de kock, rumah hatta. tp gak liat taman ini sama titian selfie...

    BalasHapus