Sumatera
Barat ternyata punya pulau-pulau kecil yang sangat mempesona. Pulau dengan
pemandangan yang masih alami sangat cocok untuk refreshing. Lautnya berwarna
biru dan masih jernih. Banyak sekali aktifitas yang bisa dilakukan disana
contohnya berenang, snorkeling hingga camping.
Kota
Padang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat terletak di pesisir barat pulau
Sumatera. Kota Padang memiliki garis pantai yang cukup panjang yaitu mencapai
84 kilometer.
Kota
Padang memang menyimpan sejumlah potensi wisata, tak terkecuali di lautannya,
dimana ada puluhan pulau-pulau kecil yang berpasir putih yang sangat potensial
dijadikan destinasi wisata bahari.
Setidaknya ada 17 pulau-pulau kecil di lautan Kota Padang, yang
sebagian besar diantaranya masih sangat asri dan alami serta belum dikelola
sebagai tempat wisata oleh Pemko Padang.
Inilah 3
dari 17 pulau-pulau indah yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat:
1. Pulau Pasumpahan
Pulau
Pasumpahan adalah sebuah pulau yang berada di perairan Kecamatan Bungus Teluk
Kabung, Kota Padang, Sumbar. Oleh karenanya pulau ini dekat jika kita
menggunakan speed boat dari Teluk Bungus yang berada dekat dari Kota Padang.
Klaim akan keindahan lautnya membuat pulau ini mulai dikenal oleh wisatawan
lokal dan mancanegara.
Pulau
Pasumpahan luasnya sekitar 5 hektar dan memiliki hamparan pasir putih dengan air
laut yang bening. Menariknya yaitu permukaan laut pulau ini seperti terbagi
tiga. Warna bening di pinggir, hijau di depannya, dan membiru pada bagian yang
lebih ke tengah. Tingkat kedalaman perairan laut di sekitar pulau adalah
penyebab perbedaan warna tersebut.
Potensi wisata bawah laut di kawasan
wisata bahari pantai barat Kota Padang ini berupa kawasan ekosistem terumbu
karang yang terdapat hampir di setiap pulau, di antaranya di Pulau Gosong.
Selain dari terumbu karang berbagai jenis ikan karang atau ikan-ikan hias juga
sangat menarik untuk dinikmati wisatawan. Konon ceritanya pulau ini dipercaya
warga sekitar merupakan jelmaan Malin Kundang yang disumpah (dikutuk) ibunya
menjadi batu. Penduduk meyakini bahwa Malin Kundang dikutuk menjadi batu di
pulau ini karena terkait nama ‘pasumpahan’.
Pulau
Pasumpahan berada di pantai barat Kota Padang. Lokasinya di sebelah barat Pulau
Setan Kecil atau 200 meter dari Pulau Sikuai. Persisnya di perairan Kecamatan
Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Untuk mencapai Pasumpahan dari Sungai Pisang
adalah dengan perahu kayu atau speedboat sekira
35 menit dengan ongkos Rp 40 ribu per orang pulang-pergi dengan mesin 45 PK.
Namun para penelusur dapat bernegosiasi menyewa perahu dengan harga sewa Rp 80
ribu dengan kapasitas 10 orang. Namun jika para penelusur ingin langsung menuju
Pulau Pasumpahan Kota Padang maka dapat pula menyewa perahu nelayan dari
Pelabuhan Teluk Bayur.
Pulau
Pasumpahan mempunyai pemandangan yang sangat indah sekali maka tidak
mengherankan jika para investor lokal maupun asing saling berebut untuk
mengembangkan pulau ini sebagai wisata unggulan di Sumatera Barat. Hamparan
pasir di sepanjang pantai Pasumpahan yang disertai deburan ombak menjadi daya
tarik utama pantai ini. Sebuah pulau mungil yang melayang di lepas pantai,
menjadi bonus pemandangan yang bernilai. Bentangan pantai landainya yang
dialasi miliaran butir pasir putih, suasananya yang hening memang daya tarik
unggulan dari pulau ini.
Dengan demikian, para penelusur akan
serasa terisolir jauh keriuhan kota meski sebenarnya hanya selangkah dari
keramaian kota. Di Pulau
Pasumpahan ini para penelusur dapat meluakukan berbgai kegiatan
antara lain snorkeling, berenang, menyelam, dan juga berkeliling pulau
pasumpahan. Dengan berjalan kaki maka para penelusur dapat menyaksikan panorama
alam sekeliling pulau yang begitu memanjakan mata.
Karena Pulau Pasumpahan merupakan tempat terpencil maka saat
berwisata kesini para penelusur jangan lupa membawa obat-obatan pribadi, lotion
anti nyamuk, sun block, makanan serta minuman yang cukup dan juga tenda untuk
menginap. Para penelusur nggak akan pernah menyesal berwisata ke Pulau
Pasumpahan karena pulau ini merupakan pulau terindah yang ada di Sumatera Barat.
2.
Pulau Mandeh
Mandeh merupakan
kawasan wisata yang terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan yang berbatas
langsung dengan Kota Padang. Kawasan ini hanya berjarak 56 Km dari Padang
dengan Luas ± 18.000 Ha dan waktu tempuh sekitar 56 menit. Kawasan Wisata
Mandeh melingkupi 7 Kampung di 3 nagari yang dihuni oleh 9.931 jiwa penduduk
dengan mata pencaharian bertani, berternak dan nelayan. Objek wisata Kawasan
Mandeh (Mandeh Resort) sudah dikenal
baik tingkat nasional maupun Internasional dengan adanya investasi asing (Itali),
mengembangkan resort wisata yang dikenal dengan Cubadak Paradiso. Bahkan
Kawasan Mandeh telah menjadi destinasi utama kebijakan sector pariwisata
kebaharian yang dimasukkan kedalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Nasional (RIPPNAS) bersama biak dan Bunaken. Kawasan Wisata Mandeh sangat
menjanjikan untuk dijadikan tujuan investasi.
Lokasi ini disebut
sebagai Mandeh Resort karena salah satu kampung yang ada di kawasan ini bernama
Kampung Mandeh, yang terkenal di bagian tengah Teluk Carocok Tarusan.
Teluk Carocok Tarusan cukup landai dan tidak berombak karena disekitarnya
terdapat beberapa pulau kecil diantaranya Pulau Traju, Pulau Setan Besar
dan Kecil, Pulau Sironjong Besar dan Kecil, selain tentunya Pulau
Cubadak. Sementara di bagian selatan kawasan ini tepatnya di Kampung
Carocok ada sebuah tanjung meliuk bagaikan kail, sehingga teluk terlihat
bagaikan sebuah danau yang menakjubkan dengan riaknya yang selalu bernyanyi tak
henti-hentinya.
Disisi utara Kawasan
Mandeh terdapat beberapa pulau yang melingkar yaitu : Pulau Bintangor, Pulau Pagang, Pulau Ular, dan Pulau Marak yang berdampingan dengan sikuai Island.
Disepanjang pantai dari Kampung Sungai Pisang sampai ke Kampung Carocok
kawasannya cukup landai dan berpasir putih dengan beberapa pohon pelindung
seperti pohon kelapa, pohon waru, pohon nangka dan lain sebagainya. 7 Kampung
dari 3 Nagari di kawasan ini termasuk kedalam kawasan pengembangan wisata
yaitu : Kampung Mudiak Air, Kampung simpang Carocok, Kampung Pulau Karam,
Kampung Sungai Nyalo, Kampung Sungai Tawar, Kampung Sungai Pinang dan Kampung
Teluk Raya. Penduduk di sekitar Kawasan Mandeh terkenal cukup ramah dan cepat
berbaur dengan masyarakat pendatang, bahkan suka membantu.
Tidaklah
mengada-mengada kiranya, bila kawasan ini dijuluki dengan The Paradise in the
Shouth (surga di Selatan), maksudnya di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat. Di surga inilah
semua kedamaian bisa didapat. Penduduk setempat memanfaatkan ketenangan dan
kedamaian teluk ini dengan melayarinya,menyelam serta berlayar dengan kapal
penangkapan ikan. Bahkan wisatawan yang datang kesini sering memanfaatkan danau
laut ini untuk berenang dari satu pulau ke pulau lainnya, selain tentunya juga
untuk menyelam, menyaksikan keindahan dasar laut dengan berbagai bentuk dan
jenis kerang dan ikan-ikan yang hidup disana.
Gerbang
masuk Kawasan Mandeh dapat dicapai melalui laut dan jalan darat. Bila naik
kapal/ boat bisa dari Pelabuhan Bungus, Gaung, Teluk
Bayur atau dari Pelabuhan
Muara Padang serta Teluk Tarusan. Sedangkan bila melalui jalan darat, terdapat
tiga alternative dari tiga ruas jalan yang berbeda. Alternatif pertama dari
Pasar Tarusan melalui simpang carocok, dan alternative kedua dari Bungus terus ke
Sungai Pinang dan Sungai Nyalo. Ruas jalan terbaru ialah melewati Carocok terus
menyusuri bibir pantai dan perbukitan yang landai sepanjang 12,5 Km.
3.
Pulau Angso Duo
Pulau Angso Duo yang
masuk dalam wilayah Kota Pariaman. Jadi kalau kamu mau kesini ya mau nggak
mau harus menyebrang dulu. Nhah kamu bisa menyebrang ke pulau ini melalui
Pantai Gandoriah. Untuk menuju Pantai Gandoriah, kamu bisa menggunakan
kendaraan pribadi ataupun mau menggunakan transportasi umum yang banyak
tersedia.
Kalau
kamu pengen cepet dan murah tapi dapet pemandangan khas ranah Minangkabau
yang berupa perbukitan, sungai, persawahan, kamu bisa coba
menggunakan kereta api untuk menuju pantai gandoriah. Dengan harga tiket
Rp 3.000 untuk jurusan dari Stasiun Simpang Haru atau Stasiun Tabing, Kota
Padang ke Stasiun Kereta Pariaman. Setelah sampai stasiun nanti kamu
masih berjalan lagi. Tapi tenang, nggak jauh kok. Cukup berjalan kaki satu
menit ke Pantai Gandoriah. Untuk menyebrang ke Pulau Angso Duo dari Pantai
Gandoriah menggunakan perahu motor selama 10-15 menit dengan biaya Rp 35.000
per orang pergi-pulang. Penyeberangan terakhir menuju Angso Duo pukul 15.00,
sementara untuk pulangnya pukul 18.00.
Keadaan
tanah pulau yang relatif datar membuat sejumlah wisatawan memilih berkeliling
pulau. Ada yang menyisir pantai atau berjalan kaki lewat di tengah pulau yang
didominasi vegetasi hutan dengan jenis pohon seperti aru dan kelapa. Tak perlu
takut tersesat karena di tengah hutan disediakan jalur pejalan kaki yang
memudahkan wisatawan. Pasir putih Angso Duo yang bersih dan lembut saat
dipijak, terasa lengkap oleh air laut jernih dan berombak kecil. Di pulau ini
ada mitos bahwa jika dapat mengelilingi pulau dengan berjalan kaki kemudian
berdoa, apa yang diharapkan akan terwujud.
Di
kawasan hutan ini juga terdapat obyek wisata pendukung, yaitu makam berusia
ratusan tahun sepanjang empat meter yang sering dikunjungi wisatawan untuk
berziarah. Makam itu diyakini milik Syekh Katik Sangko (kerabat Syekh
Burhanuddin, ulama penyebar Islam di Minangkabau). Nama ulama tersebut
dikaitkan dengan mitos asal mula nama Pulau Angso Duo, yakni petunjuk berupa
awan berbentuk angsa yang membawa sang ulama datang dan menetap ke pulau itu.
Terlepas
dari mitos tersebut, Pulau Angso Duo memang indah. Tidak hanya pasir putih dan
ombak yang tenang, pulau itu juga memiliki kekayaan bawah laut yang memesona.
Di sisi timur pulau terdapat terumbu karang seperti jenis arcopora serta biota
laut seperti teripang. Terdapat juga berbagai jenis ikan hias dan karang
sehingga cocok untuk wisatawan yang gemar snorkeling dan menyelam.
Liburan
ke Angso Duo ditutup dengan pemandangan yang menawan saat matahari akan
terbenam. Langit yang menjadi jingga dan air laut yang tampak keperakan terkena
senja terlihat begitu indah. Keindahan itu bahkan tetap bisa dinikmati saat
kita berada di kapal atau ketika sampai lagi ke Pantai Gandoriah.